Bunyip adalah makhluk berukuran besar dalam mitologi suku Aborigin di Australia, yang dikatakan hidup dan bersembunyi di wilayah rawa, sungai maupun anak sungai, lubang air, dan genangan air luas yang banyak terdapat di Australia.
Asal-usul kata Bunyip telah ditelusuri berasal dari bahasa Wemba-Wemba (bahasa asli Australia yang telah punah, yang pernah dipakai di sepanjang anak sungai Murrumbidgee) atau bahasa Wergaia suku Aborigin Australia tenggara. Bunyip telah menjadi bagian dari tradisi, kisah, dan kepercayaan masyarakat Australia, meski terdapat berbagai variasi nama menurut berbagai suku setempat.
Dalam buku tahun 2001, penulis, Robert Holden mengidentifikasi setidaknya sembilan variasi berdasarkan daerah untuk makhluk yang diketahui sebagai Bunyip di Australia. Dalam bahasa Wemba-Wemba, Bunyip memiliki arti "iblis" atau "roh jahat".
Deskripsi Bunyip sangat bervariasi.
George French Angus telah mengumpulkan deskripsi Bunyip dalam sebuah cerita tentang "roh air" dari orang orang Moorundi di sungai Murray sebelum tahun 1847, sebagai berikut : "sangat ditakuti oleh mereka (penduduk). Makhluk itu mendiami sungai Murray, tetapi mereka memiliki beberapa kesulitan menggambarkannya. Bentuk yang paling biasa dikatakan sebagai starfish (bintang laut) yang besar sekali..
Bagaimanapun, ciri umum dalam banyak surat kabar di abad ke-19, menyebutkan bahwa makhluk itu memiliki muka seperti anjing, kepala seperti buaya, bulu berwarna gelap, ekor seperti kuda, bersirip, gading seperti anjing laut, atau mungkin tanduk, atau mungkin juga memiliki paruh seperti bebek.
Yang lainnya berpikir bahwa makhluk itu memiliki penampilan menyerupai ular dengan manusia berjanggut. Beberapa orang bahkan berpikir bahwa Bunyip sebenarnya adalah Diprotodon australis, megafauna Australia yang merupakan marsupial terbesar yang pernah ada.
Pada beberapa dongeng tidur suku Aborigin, Bunyip digambarkan sebagai makhluk yang dapat melahap anak-anak dan hewan ternak, jika mereka datang (atau berada) terlalu dekat dengan tepi air. Bunyip juga dikatakan akan memangsa wanita dan anak-anak suku Aborigin pada malam hari. Selama awal kedatangan orang Eropa ke Australia, gagasan tentang Bunyip adalah seekor hewan tidak diketahui yang menunggu untuk ditemukan, sehingga pada akhirnya menjadi hewan yang umum di kemudian hari.
Penetap orang Eropa awal kurang familiar dengan rupa dan suara binatang aneh di pulau tersebut, dan menganggap Bunyip sebagai salah satu hewan aneh di Australia, dan juga terkadang mengaitkan panggilan atau teriakan binatang tidak dikenal dengan makhluk itu. Telah disarankan juga bahwa pada abad ke-19, kisah Bunyip diperkuat oleh ingatan orang Eropa tentang Irish Púca atau pooka (makhluk dari cerita rakyat Celtic).
Penampakan terbanyak Bunyip terjadi selama tahun 1840an dan 1850an, terutama di Victoria, New South Wales, dan Afrika Selatan. Salah satu kisah awal Bunyip datang pada tahun 1818, ketika James Meehan dan penjelajah Hamilton Hume menemukan tulang berukuran besar di danau Bathurst, New South Wales, Australia. Mereka tidak menyebut bahwa itu adalah Bunyip, tapi mendeskripsikan makhluk atau tulang itu menyerupai kuda nil atau manatee.
Pada pertengahan tahun 1830an, George Rankin menemukan fosil tulang makhluk berkaki empat yang jauh lebih besar dari seekor kerbau di gua Wellington, New South Wales, Australia. Penemuan tersebut kemudian diikuti oleh penjelajah Thomas Mitchell.
Ahli anatomi Inggris, Sir Richard Owen menggambarkan bahwa tulang-tulang itu sebagai sisa-sisa dari marsupial prasejarah, Diprodoton atau Nototherium.
Pada saat bersamaan, beberapa pendatang yang mengamati kisah ini, mengatakan : "semua penduduk asli sepanjang wilayah ini memiliki tradisi tentang binatang sangat besar yang pada suatu waktu benar-benar ada di anak sungai besar dan di sungai, dan oleh banyak telah dikatakan bahwa konon hewan seperti itu memang ada hingga kini."
Pada Juli 1845, The Geelong Advertiser mendeskripsikan Bunyip secara detail, sekaligus pertama kalinya istilah Bunyip itu dipakai.
"Bunyip, dipresentasikan sebagai sebagai (makhluk yang) menyatukan karakteristik dari seekor burung dan seekor alligator. Kepalanya menyerupai seekor emu, dengan paruh panjang, yang pada ujungnya terdapat penonjolan melintang di setiap sisinya, dengan tepi bergerigi seperti tulang pari berduri. Tubuh dan kakinya mengambil bagian dari sifat buaya. Kaki belakangnya luar biasa tebal dan kuat, dan kaki bagian depan lebih panjang, tetapi tetap kuat. Kaki dan tangannya dilengkapi cakar panjang yang digunakan untuk membunuh mangsanya hingga mati. Ketika berada di air, makhluk itu berenang seperti katak, dan ketika berada di darat, makhluk itu berjalan menggunakan kaki belakangnya dengan kepala tegak. Pada suatu posisi, tingginya mencapai 12 atau 13 kaki (3,6 - 3,9 meter)."
Pada Juli 1845, The Geelong Advertiser mengumumkan penemuan fosil yang ditemukan dekat Geelong, dengan judul "Wonderful Discovery of a new Animal".
Surat kabar itu melanjutkan dengan kalimat, "Tulang makhluk itu memperlihatkan sebuah hitam pekat, pada saat itu (dia) mengenali bahwa itu milik Bunyip, yang kabarnya telah ia lihat (sebelumnya)."
Dia mencatat kisah dari seorang perempuan suku Aborigin yang dibunuh oleh Bunyip, dan bukti paling menjanjikan yang berhubungan langsung dengan Bunyip, datang dari seorang pria bernama Mumbowran yang menunjukkan beberapa luka dalam di dadanya yang dibuat oleh cakar makhluk tersebut.
Pada Januari 1846, sebuah tengkorak aneh ditemukan pada tanah di samping sungai Murrumbidgee, dekat Balranald di New South Wales.
Laporan awal menduga bahwa tengkorak itu adalah sesuatu yang tidak diketahui bagi sains. Penghuni liar yang menemukan itu, berkomentar : "semua penduduk asli yang telah melihatnya menyebut itu sebagai Bunyip.
Tengkorak yang diduga milik Bunyip |
Pada Juli 1847, beberapa ahli termasuk W. S. Macleay dan Professor Owen, mengidentifikasikan tengkorak itu sebagai janin cacat dari seekor anak kuda atau anak sapi.
Pada saat bersamaan, tengkorak yang diduga milik Bunyip itu dipamerkan di Australian Museum (Sydney) selama dua hari. Para pengunjung berbondong-bondong datang untuk melihatnya.
Laporan penemuan ini menggunakan ungkapan "Kine Pratie" sebagai Bunyip, dan penjelajah bernama William Hovell, yang juga memeriksa tengkorak menyebutnya sebagai "katen-pai".
Pada tahun yang sama di bulan Maret, seekor Bunyip atau platypus berukuran besar terlihat, "tengah berjemur tepat di seberang rumah adat di Melbourne. Dengan segera kerumunan orang berkumpul, dan tiga orang berangkat menggunakan perahu untuk memeriksa (objek), yang menghilang ketika mereka berjarak sekitar satu yard darinya".
Kisah lainnya diceritakan oleh William Buckley pada tahun 1852. "Di Danau Moodewarri (sekarang Danau Moodewarre), serta di sebagian besar pulau lainnya, terdapat hewan amfibi sangat luar biasa, yang penduduk setempat sebut sebagai Bunyip."
Buckley menduga bahwa dia pernah melihat makhluk itu dalam beberapa kesempatan.
Salah satu ilustrasi Bunyip (1935) |
Dia menambahkan, "Saya tidak bisa melihat bagian lain, kecuali bagian belakang, yang tampaknya ditutupi oleh bulu berwarna abu-abu kehitaman. Makhluk itu tampaknya berukuran sebesar anak sapi yang telah dewasa. Saya tidak pernah bisa mendengar dari setiap penduduk asli bahwa mereka pernah melihat baik itu kepala atau ekornya."
Buckley juga mengklaim bahwa makhluk itu sudah menjadi hal umum di sungai Barwon, dan mengutip sebuah kisah yang dia dengar tentang seorang wanita suku Aborigin yang dibunuh oleh makhluk itu.
Dia menekankan bahwa Bunyip dipercaya memiliki kekuatan supernatural.
Beberapa dugaan Bunyip sebagai spesies yang telah diketahui di antaranya seekor anjing laut macan tutul atau mungkin gajah laut.
Anjing laut macan tutul |
Gajah laut |
Sangat sulit untuk menjelaskan bentuk asli Bunyip karena banyaknya variasi yang diklaim, tetapi berdasarkan penampakannya, semuanya setuju bahwa makhluk itu pastilah seekor mamalia air.
https://blogmisteritesla.blogspot.com/2017/12/legenda-bunyip.html?fbclid=IwAR0tD4qLBTptXTvxUBZGO9VKdDnMcZHkGw2abxBAW1NNfjQRPNmOirx6fVU
Komentar
Posting Komentar