Langsung ke konten utama

Misteri Sukotyro, Mahluk Kriptid Sejenis Babi Dari Jawa



Sukotyro adalah makhluk cryptid yang dilaporkan oleh penjelajah Johan Niewhoff pada tahun 1669 saat berada di Pulau Jawa.

Sukotyro digambarkan sebagai binatang berukuran besar seperti babi, berekor panjang dengan dua gading. Nama "Sukotyro" sendiri diberikan oleh orang Cina.

Niewhoff mendeskripsikan Sukotyro sebagai berikut :

"Binatang Sukotyro seperti yang disebut oleh orang Cina memiliki bentuk yang indah dan aneh, seukuran sapi jantan, moncong seperti babi dan sepasang 'tanduk panjang atau gading yang lebih gelap dari pada gigi gajah' di setiap sisi di sepanjang kepalanya.


"Dua telinganya panjang dan ekor berbulu panjang, serta mata yang berada lebih tinggi di kepalanya dari pada binatang lain."

Binatang ini adalah herbivora yang sangat jarang ditangkap.

Cryptozoologist Karl Shuker mencatat bahwa makhluk apa pun Sukotyro ini, identitasnya tidak pernah terpecahkan, sebagai mana tidak ada laporan penampakan makhluk ini dalam kurun waktu seabad.

Kemungkinan penjelasan


*) Babirusa

Ukuran dan bentuk gading Sukotyro mengingatkan Karl Shuker pada gading babirusa, tetapi tanduk itu horizontal bukan vertikal seperti babirusa, dan ini dapat dijelaskan oleh ilustrasi yang tidak akurat.


Hal tersebut membuat Shuker untuk menyarankan bahwa Sukotyro bisa jadi adalah babirusa Jawa yang telah dipindahkan ke pulau tersebut dari Celebes, atau mungkin perpindahannya terjadi secara alami.

Menjadikan Sukotyro sebagai spesies babirusa yang tidak dapat dijelaskan dengan tubuh besar, telinga panjang dan ekor berbulu.

Babirusa adalah binatang spesies native / spesies asli Celebes (Sulawesi) dan berbagai pulau yang jauh lebih kecil di dekatnya, dan ahli zoology percaya bahwa babirusa mungkin secara sengaja diperkenalkan ke setidaknya beberapa pulau terakhir ini (Jawa) oleh aktivitas manusia daripada oleh migrasi alami.

*) Stegodon (Gajah purba)

Penjelasan alternatif lain adalah teori yang disarankan oleh Shuker bahwa Sukotyro mungkin adalah stegodon hidup.

Jika gading Sukotyro memang digambarkan akurat seperti ilustrasi di atas, maka Sukotyro hampir menyerupai gading stegodon. Telinga serta ekor panjang berbulu juga konsisten dengan Stegodon, meskipun moncong sukotyro tampak agak pendek.

Sebagai catatan, spesies kerdil dari stegodon berukuran seperti kerbau, Stegodon florensis, hidup di Pulau Flores, sampai sekitar 12.000 tahun yang lalu, dan Shuker mencatat bahwa spesies kerdil serupa dapat hidup dan ada di Jawa.




Dalam mendukung teori ini, Philippe Coudray menunjukkan bahwa, jika gading sukotyro digambarkan akurat seperti di ilustrasi, itu akan menyulitkan mereka untuk mendapatkan makanan ke mulut mereka, kecuali mereka memiliki sesuatu seperti belalang, meskipun itu berukuran cukup pendek.

*) Kuda nil

Juga, jika digambarkan akurat seperti ilustrasi, disarankan bahwa Sukotyro menghabiskan waktu terendam di air, dengan hanya matanya yang terlihat di permukaan, seperti kuda nil, di mana mata mereka berada lebih tinggi daripada tengkoraknya.

Namun, berdasarkan posisi lubang hidung sukotyro, mengurangi kemungkinan bahwa mereka menghabiskan banyak waktu sebagian besar terendam di air.

Bagi Shuker, semakin melihat penggambaran sukotyro, semakin pula terlihat menyerupai gambaran babi rusa yang terdistorsi tetapi masih dapat diidentifikasi.



Tidak ada indikasi bahwa salah satu spesies babi ini ada di Jawa, tetapi mungkin Sukotyro yang membingungkan Niewoff adalah bukti bahwa yang satu ini memang ada di sana sejak lama.

Atau bahkan, mungkin makhluk cryptid ini merupakan kerabat babirusa yang tidak diketahui identitasnya.


sumber:
http://blogmisteritesla.blogspot.com/2020/04/legenda-sukotyro.html

Komentar